Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Comments

Minggu, 23 Desember 2012

Tuntunan Kehidupan

Setiap manusia tidak akan pernah terlepas dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap manusia pun selalu terkait dengan kebutuhan akan ilmu, peningkatan wawasan, dan cara pandang sebagai penunjang dalam kehidupannya. Dan, ilmu yang sifatnya selalu berkembang menuntut manusia untuk selalu berusaha mendapatkannya.

Rasulullah memberikan tuntunan bahwa kalau kita dapat berbuat sesuatu, dalam memenuhi keperluan hidup dan ilmu, dengan pertimbangan yang cerdas dan tepat, maka kita dapat memperoleh hasil yang optimal. Rasulullah SAW bersabda, ''Berhemat dalam belanja adalah separuh kehidupan, duduk dengan orang banyak adalah separuh akal, dan pertanyaan yang tepat adalah separuh ilmu.'' (HR Thabrani).

Hadis di atas memberikan petunjuk kepada kita bahwa kunci dalam memenuhi kebutuhan hidup
adalah dengan hemat dalam berbelanja. Hemat berarti melakukan belanja secara tepat dan tidak berlebihan. Tegasnya, hemat adalah berbelanja sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

Hemat tidak berarti kikir. Hemat merupakan tindakan bijak agar kita tidak terjerumus kepada perilaku yang konsumtif. Orang-orang bijak selalu mengatakan hemat pangkal kaya. Sebagaimana hadis di atas, dengan berhemat berarti kita telah meraih separuh kehidupan.

Hemat merupakan perilaku yang sangat disukai Allah dan rasul-Nya. Allah menjelaskan dalam firman-Nya bahwa orang-orang yang hemat dalam membelanjakan hartanya adalah termasuk perilaku orang-orang yang dikasihi-Nya (ibaadurahmaan).

Allah berfirman, ''Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata, 'Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahanam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.' Sesungguhnya jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian." (QS 25: 63-67).

Sedangkan kunci dalam meraih ilmu dan menambah wawasan ada dua cara. Pertama, duduk dengan orang banyak. Duduk dengan orang banyak dalam konteks ini adalah duduk dan berdiskusi dengan komunitas yang mencintai ilmu. Sebaliknya, jika duduk bukan dengan orang-orang yang mencintai ilmu, biasanya berujung pada kesia-siaan dan pergunjingan.

Kedua, bertanya dengan tepat. Pertanyaan yang tepat menunjukkan seberapa besar pemahaman kita. Karenanya, sebagaimana hadis di atas, pertanyaan yang tepat merupakan separuh ilmu. Wallahu a'lam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar